Pengalaman bikin COE di Jepang


Alhamdulillah 13 Feb 2006, berangkat pagi hari dari rumah sekitar jam 9 pagi, kemudian naik Shuttle Bus JAIST menuju statiun Tsurugi. Kemudian naik kereta dengan tiket 440 yen, turun di Sinnishikanazawa di jalur kereta Hokoriku, turun dari kereta yang mirip sekali dengan KRL Jabotabek ini, kemudina pindah ke Statiun Sinnishikanazawa yang di jalur kereta JR. Beli tiket 180 yen, naik kereta berhenti di Stasiun Kanazawa. Kereta yang pintunya terbuka dan tertutup jika kita pencet tombol open dan close ini pun berhenti di stasiun Kanazawa, setelah berdiri beberapa menit di dalam kereta, karena jarak yang pendek, kemudian turun, belok kanan, terus turun tangga, sampe lantai dasar belok kiri, keluar stasiun, sempat bingung apakah benar atau salah, lihat peta berkali-kali.

Sepertinya benar di luar ada stasiun bus yang di sepanjang trotoar setengah lingkaran dengan atap dan tiang bulat yang besar, terus jalan nyeberang lewat terowongan, dan terus menapaki trotoar yang hanya lurus ke utara, trotoar yang besar sekali, ada 2 jalur untuk sepeda, dan 2 jalur untuk pejalan kaki yang dilengkapi dengan jalan penuntun tuna-netra yang berwarna kuning, ditemani angin dingin dan kadang es turun dari langit.

Jalan Raya dari Stasiun Kanazawa menuju Kantor Imigrasi

Jalan Raya dari Stasiun Kanazawa menuju Kantor Imigrasi

Sambil bingung2 lihat ada tower pesar, mungkin ini tower NTT pikir saya, karena di peta yang disediakan oleh JAIST ada gedung NTT di sebelah gedung imigrasi. Berbekal foto di depan gedung Imigrasi yang dikash oleh kang Didin, akhirnya saya menemukan kantor Imigrasi Nagoya cabang Kanazawa. Masuk ke lantai satu ada orang berseragam biru banyak dan isi kantornya banyak ornag juga menulis form, saya tanya Imigrasi dan ditunjukkan.

Masuk ke kantor Imigrasi, langsung saya serahkan berkas-berkas yang saya lengkapi sampai pagi. Semua saya print berwarna dari file discan, passport anak istri, akte kelahiran saya, istri, anak, translate akte kelahiran saya dan istri, surat nikah, translate surat nikah, passport saya, visa saya dengan status professor, resident card saya dengan status professor, staff card JAIST saya, dan card asuransi pink saya, surat status dari JAIST mengenai saya sebagai researcher lengkap dengan gaji per jam dan jumlah jam kerja dalam seminggu, serta kartu nama saya sebagai researcher di JAIST, tak lupa juga foto copy tabungan saya di Hokoku Bank. Serta aplikasi masing2 untuk istri dan anak2 yang sudah ditempeli foto dengan background ada yang merah dan ada yang biru.  Selama ini khawatir background harus putih. Mas Ade bilang tidak masalah bikin COE untuk istrinya pake background merah. Oleh karena itu saya beranikan untuk mencoba. Alhamdulillah semua sudah disiapkan sampai jam 4 pagi sebelum berangkat ke Imigrasi.

Diminta sama mbak petugas Imigrasi untuk beli amplop dengan perangko 380 yen ke lantai 8. Total bayar ke toko 390 yen, turun lagi ke lantai 1 ke kantor imigrasi menempelkan perangko, mengisi kode pos dan alamat, kemudian diberikan ke mbak petugas Imigrasi, dia bilang semua finish. Diberikan selembar kertas dengan tanggal hari itu dan nomor aplikasi. Kata petugasnya sebulan jadi. Pengalaman dari kang Didin 3 minggu, ada yang bilang 2 minggu. Kalau COE saya sebagai Professor 1 bulan baru jadi.

Ok desu ka? Kita tunggu apakah COE ini berhasil? Semoga Allah berikan kemudahan dan kelancaran dalam urusan ini. Semoga diberikan berkah oleh Allah berkumpul dengan Keluarga, membimbing keluarga kecil ini memimpin istri dan anak-anak agar selamat di dunia dan akhirat.

http://abahamid.wordpress.com/2012/10/17/mengundang-keluarga-ke-jepang/

http://www.immi-moj.go.jp/english/tetuduki/kanri/shyorui/02.html

Klik untuk mengakses chapter3_en.pdf

Pos ini dipublikasikan di Tidak terkategori. Tandai permalink.

4 Balasan ke Pengalaman bikin COE di Jepang

  1. eva berkata:

    perjuangan ya.. amiiin, semoga dimudahkan honey urusannya 🙂

  2. Ping balik: Tulisan Tentang Ketika di Jepang Meliputi Kuliah S3, Kehidupan, dll | Menyambut Akhir Zaman

Tinggalkan komentar