Kolesterol


Menurut MD Van Loan (1996) bahwa lemak tubuh yang berhubungan dengan penyakit jantung adalah timbunan lemak di dalam rongga perut. Sementara, BjOntOrp (1991) menyatakan bahwa lemak di dalam rongga perut merupakan prediktor kuat terhadap penyakit jantung, pembuluh darah, dan diabetes melitus. Pakar lainnya, ML Wahlqvist (1977) bahwa lemak di dalam rongga perut merupakan pemicu untuk terjadinya diabetes melitus, hipertensi, hiperlipidaemia, dan penyakit kardiovaskuler. Sedangkan menurut Ellissa Epel (2000) dari San Fransisco bahwa untuk wanita berbadan kurus yang sering stres akan meningkatkan sekresi hormon kortisol yang dapat memicu penimbunan lemak di rongga perut sebagai penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan stroke serta diabetes melitus.

Menurut Lapidus (1994) secara teknis untuk mengetahui adanya timbunan lemak di dalam rongga perut yaitu dengan melihat nilai bagi antara lingkar pinggang dengan lingkar pinggul atau lebih dikenal sebagai nilai rasio lingkar pinggang-pinggul (RLPP) atau waist to hip ratio. Dengan menggunakan pita meteran yang biasa digunakan penjahit, lingkar pinggang diukur tepat atau sentimeter di atas pusar, dan untuk lingkar pinggul diukur tepat pada bagian pertengahan bokong.

Nilai RLPP yang tinggi mencerminkan banyaknya timbunan lemak pada rongga perut. Selanjutnya Bray (1996) membagi RLPP menjadi dua kategori, yaitu kategori RLPP tinggi dan RLPP rendah. Untuk pria dianggap tinggi jika nilai RLPP lebih dari 0.95 dan untuk wanita lebih dari 0.80. Selain itu lemak tubuh juga sebagai cerminan terjadinya kelebihan berat badan/overweight atau kegemukan/obesitas. Sementara, Hipocrates (460-359 SM) yang lebih dikenal sebagai bapak ilmu pengetahuan, sejak jauh hari telah menyatakan bahwa orang gemuk lebih cepat meninggal.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa lemak tubuh sangat dekat dengan berbagai penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif yang sangat populer yaitu penyakit jantung koroner. Salah satu faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner adalah karena terjadinya dislipidaemia.

Manifestasi dislipidaemia adalah tingginya jenis kolesterol total dan tingginya kolesterol LDL serta rendahnya jenis kolesterol HDL. Kolesterol total di masyarakat lebih dikenal sebagai kolesterol saja. Sedangkan kolesterol LDL lebih dikenal sebagai jenis kolesterol jahat, karena dapat menyebabkan terjadinya pengapuran pembuluh koroner dan mengirim serta menimbun kolesterol pada pembuluh koroner dan bersifat sangat aterogenik.

Jika dikaitkan dengan penyakit jantung koroner, maka peningkatan 1,0 persen risiko PJK untuk setiap kenaikan 1 mg/dl kolesterol LDL. Oleh karena itu, usahakan untuk selalu rendah kadar kolesterol LDL anda (di bawah 130 mg/dl) dan rendah kolesterol total (di bawah 200 mg/dl). Sebaliknya jenis kolesterol HDL sangat dikenal sebagai kolesterol baik, karena sebagai inti oksidan yang dapat menghambat produksi peroksidase lemak atau mencegah terjadinya oksidasi LDL dan dapat mengurangi pembekuan darah. Jika dikaitkan dengan penyakit jantung koroner, bahwa risiko penyakit jantung akan berkurang 2-3 persen untuk setiap penambahan 1 mg/dl kolesterol HDL. Oleh karena itu, usahakan selalu tinggi kadar kolesterol HDL Anda (di atas 45 mg/dl).

Sebagai bukti dugaan tentang adanya kaitan antara lemak di dalam rongga perut yang dinyatakan dengan nilai RLPP dengan kadar kolesterol, maka telah dilakukan penelitian di Kota Surabaya. Hasilnya bahwa secara bermakna ada hubungan positif secara paralel antara RLPP dengan kolesterol LDL dan kolesterol total. Artinya, semakin tinggi nilai RLPP atau semakin banyak timbunan lemak di dalam rongga perut akan diikuti dengan tingginya kadar kolesterol LDL juga diikuti dengan meningkatnya kolesterol total.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa semakin tinggi kadar kolesterol LDL dan kolesterol total semakin panjang ikat pinggang seseorang orang tersebut. Atau kadar kolesterol LDL dan kadar kolesterol total berbanding lurus dengan panjang ikat pinggang. Untuk menurunkan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL, selain obat-obatan adalah dengan menurunkan berat badan hingga mencapai berat badan ideal.

Sedangkan untuk kolesterol HDL, secara bermakna ada hubungan negatif secara paralel antara RLPP dengan kolesterol HDL. Artinya semakin tinggi nilai RLPP atau semakin banyak timbunan lemak di dalam rongga perut akan diikuti dengan merendahnya kadar kolesterol HDL. Secara sederhana dapat dikakan bahwa semakin panjang ikat pinggang seseorang, maka akan semakin rendah kadar kolesterol HDL orang tersebut. Atau kadar kolesterol HDL berbanding terbalik dengan panjang ikat pinggang. Untuk meningkatkan kadar kolesterol HDL, selain obat-obatan adalah dengan meningkatkan aktifitas fisik, menurunkan berat badan dan tidak merokok.

Suatu penelitian membuktikan bahwa dengan melakukan senam aerobik dan lari jogging yang memerlukan 6 kilokalori per menit selama satu jam 3-4 kali per minggu dalam kurun waktu enam bulan dapat meningkatkan kolesterol HDL mencapai 33,83 persen. Selain itu bahwa setiap penurunan 0,5 kg lemak akan terjadi peningkatan satu persen kolesterol HDL.

Penelitian lain membuktikan bahwa secara bermakna individu yang merokok memiliki kadar kolesterol HDL lebih rendah sebesar 6,5 mg/dl. Penelitian lain di Nashvilles Vanderblt University menyatakan bahwa setelah seminggu berhenti merokok, maka terjadi peningkatan 15 persen atau sekitar 7 point kadar HDL. Sementara, menurut Elzbieta Kurowska dari Universitas of Western Ontario bahwa flavonoid yang terdapat dalam jeruk juga dapat meningkatkan kolesterol HDL.

Demikianlah uraian tentang kajian kaitan antara lemak di dalam rongga perut dengan kadar kolesterol. Ada baiknya jika secara dini kita deteksi kemungkinan adanya timbunan lemak di dalam rongga perut sekaligus untuk memperkirakan kadar kolesterol kita. Bagaimana dengan nilai RLPP Anda atau berapa panjang ikat pinggang Anda?

Kolesterol sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk membentuk dinding sel-sel dalam tubuh dan pembentukan hormon-hormon steroid.
Prof. DR. Made Astawan, MS, ahli teknologi pangan dan gizi dari IPB, mengatakan meskipun dianggap berbahaya, kolesterol tetap dibutuhkan tubuh. Manusia rata-rata membutuhkan 1.100 miligram kolesterol per hari untuk memelihara dinding sel dan fungsi fisiologis lain. Dari jumlah tersebut 25-40 persen atau sekitar 200-300 mg secara normal berasal dari makanan, selebihnya disintesis oleh tubuh.

Namun, apabila kolesterol dalam tubuh berlebihan, maka akan tertimbun di dalam dinding pembuluh darah dan menimbulkan suatu kondisi yang disebut aterosklerosis yaitu penyempitan atau pengerasan pembuluh darah. Kondisi ini merupakan cikal bakal terjadinya penyakit jantung dan stroke.

Bagi Anda yang berusia lebih dari 20 tahun, National Cholesterol Education Program merekomendasikan beberapa hal:
•    Total kolesterol kurang dari 200 mg/dL
•    Kadar kolesterol HDL lebih dari 40 mg/dL
•    Kadar kolesterol LDL kurang dari 100 mg/dL
•    Kadar trigliserida kurang dari 150 mg/dL.

Setiap peningkatan 10 mg / dl LDL-C menaikkan 10 % resiko penyakit jantung koroner, sementara peningkatan 5 mg / dl HDL-C sebaliknya menurunkan 10 % resiko. Maka kita harus melihat komposisi kolesterol itu sendiri, tidak sekedar total kolsterol serta berapa besaran rasio kolesterol total dengan HDL dan rasio LDL dengan HDL.

Kita meski waspada, walaupun total kolestreol rendah tetapi HDL juga rendah, seperti yang dimiliki kolegaku tersebut, tetapi kalau dihitung rasionya, memang rasio total kolesterol terhadap HDL ketemu  6,33 (idealnya dibawah 5), katakan LDLnya 120, maka rasio LDL terhadap HDL ketemu 4,44 (idealnya dibawah 3).

Apabila kolesterol total normal, (kurang dari 200 mg/dL), kolesterol LDL yang tinggi (diatas 100) atau HDL yang rendah (dibawah 40) justru akan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Itu sebabnya, penting untuk mengetahui seluruh angka-angka kolesterol.

Tetapi, kenapa sich koq kita perlu meningkatkan HDL?

High density lipoprotein (HDL) bertugas membawa kolesterol dari darah kembali ke hati yang kemudian akan diuraikan lalu dibuang ke dalam kandung empedu sebagai cairan empedu.
HDL berisi lebih banyak protein dibandingkan proporsi protein LDL. HDL membawa sekitar 20% sampai 30% cholesterol dalam darah.

Tidak seperti LDL, pekerjaan dari HDL adalah untuk menghapus kelebihan cholesterol dari sel dan dinding arteri dan kemudian mengantar cholesterol kembali ke hati untuk dibuang. Dalam operasinya ini, seperti dikutip dari situs Yayasan Jantung Indonesia, HDL membersihkan kelebihan kolesterol dari dinding pembuluh darah dengan mengangkutnya kembali ke hati. Sebab itu, HDL kemudian disebut sebagai kolesterol baik.

Semakin banyak HDL yang kita miliki, maka akan semakin banyak kelebihan kolesterol yang mampu kita buang. Secara keseluruhan, HDL adalah “baik” karena bisa memperlambat atau bahkan membalikkan perkembangan aterosklerosis. Ketika aterosklerosis terjadi pada arteri koroner (arteri yang memasok darah bagi jantung), lama kelamaan otot jantung jadi kekurangan darah kaya oksigen dan nutrisi.  Jika dibiarkan, otot jantung bisa mati dan timbullah serangan jantung. Seperti pada kasus kolegaku diawal artikel ini, makanya perlu dipasang sten untuk memperlancar aliran darah ke jantung.

Tetapi tidak selalu HDL rendah trus kena serangan jantung lho ya, karena ada bukti temuan lebih 25 tahun lalu. di Desa Limne Sul Gardia, Italia Utara, kendati rata-rata penduduknya rendah saja kadar HDL-nya, kejadian penyakit jantung koronernya tidaklah banyak. Mengapa? Ternyata kedapatan jenis protein khusus di dalam HDLnya. Partikel protein ini yang memiliki kemampuan mengerok plak karat lemak dari dinding pembuluh darah. Berhubung kita tidak bisa yakin daerah kita atau Negara kita ini seperti Desa Limne Sul Gardia, di Italia itu, ya sebaiknya kita ambil cara aman dengan mengusakahan HDL yang tinggi.

Yuuk kita tingkatkan HDL agar hidup lebih menyenangkan

1. Pasang target. Kadar kolesterol diukur dalam satuan miligram (mg) kolesterol per desiliter (dL) darah. Sebagian besar orang harus mencapai kadar 60 mg/dL atau lebih. Jika di bawah 40 mg/dL akan meningkatkan risiko penyakit jantung. Pada pria, kadar kolesterol HDL rata-rata berkisar 40-50 mg/dL. Berterimakasihlah pada hormon wanita yang memberikan efek positif pada kolesterol HDL, Rata-rata wanita bervariasi, dengan kolesterol HDL berkisar 50 to 60 mg/dL. Namun, baik pria dan wanita akan lebih baik jika menaikkan rata-rata tersebut. Aku pernah mempunyai skor HDL 90, tetapi sampai sekarang masih berkisar 60-70.

2. Selalu mengkonsumsi makanan kaya serat . Makanan kaya serat ini bisa diperoleh dari sayur-sayuran dan buah-buahan. Serat yang ada dalam makanan kita akan membuang kelebihan kolesterol bersamanya dalam tinja. Alpukat banyak mengandung lemak, tetapi lemak yang ada adalah lemak baik, sehingga tidak perlu dihindari.
3.  Memilih susu rendah lemak. Tubuh kita sudah memproduksi 70-80% kebutuhan kolesterol, sehingga kita hanya butuh sedikit (20-30%) kolestarol dalam makanan dan minuman kita. Sehingga kita hanya butuh mengkonsumsi kolesterol tidak lebih dari 200 mg/hari.
4. Meningkatkan aktivitas fisik /berolahraga secara teratur. Latihan beban merupakan salah satu cara meningkatkan HDL yang efektif. Tetapi ada penelitian juga yang menyebutkan aerobik juga bagus untuk meningkatkan HDL. Disebutkan  aerobik yang rutin dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL 3-9%. Lakukanlah aerobik sedikitnya 30-60 menit sesering mungkin setiap minggu. Sebaiknya, olahraga setiap hari atau joging setiap hari, naik sepeda atau berenang. Jika tidak bisa melakukan olahraga dalam satu waktu khusus, maka anda dapat melakukannya dalam beberapa waktu dalam satu hari. Yang tinggal di Yogya bisa sekalian  ikut mensukseskan program pak walikota untuk ber “sego segawe” atau B2W bahasa keren orang-orang metropolitan.
5. Memilih lemak yang baik. Diet yang sehat meliputi beberapa lemak, namun ada batasannya. Diet yang sehat bagi jantung, 25-35% dari total kalori harian berasal dari lemak, tetapi lemak jenuh sebaiknya dihitung kurang dari 7% dari total kalori harian. Hindari makanan yang mengandung lemak trans, yang dapat meningkatkan kolesterol LDL dan menurunkan HDL. Misalnya, margarin, produk roti, dan semua yang mengandung minyak sayur terhidrogenasi sebagian (partially hydrogenated vegetable oil). Lemak tak jenuh tunggal(Monounsaturated fat) ditemukan dalam zaitun, minyak kacang & canola yang lebih sehat dan meningkatkan HDL. Kacang-kacangan, ikan, dan makanan lain yang mengandung asam lemak omega-3 merupakan pilihan yang baik.

6. Mempertahankan berat badan ideal dan mengurangi berat tubuh bagi yang kegemukan. Berat badan dapat mempengaruhi kadar kolesterol. Tapi ada kabar bagus, jika anda kelebihan berat badan, bahkan kehilangan beberapa pon saja dapat meningkatkan kadar HDL anda. Setiap kehilangan 1 kg (2 pon), HDL anda dapat bertambah 0.35 mg/dL dan kurang lebih 1 mg/dL untuk setiap 3 kg (6 pon). Untuk mempertahankan berat badan anda dalam kisaran yang sehat, fokuslah pada perubahan pola makan dan berolahraga. Motivasikan diri anda dengan mengingat manfaat dengan menurunkan berat badan, seperti jantung yang lebih sehat, lebih berenergi, dan kekebalan tubuh meningkat.

7. Memilih ikan daripada daging. Ikan lebih banyak kandungan protein dan omega yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan pembakaran lemak, sedangkan daging lebih banyak kandungan lemaknya. Variasikan menu masakan ikan, sehingga bisa menjadi lauk yang menaik sebagaimana gasing sapi maupun ayam.

8. Jauhi orang yang sedang merokok. Merokok menurunkan kolesterol HDL dan meningkatkan kecenderungan darah anda menggumpal. Bila anda perokok, berhentilah. Agar berhasil, anda dapat mencoba lebih dari satu strategi pada waktu yang bersamaan. Misalnya, kombinasikan pengobatan untuk menurunkan efek nikotin dengan kelompok pendukung atau konseling. Bicarakan dengan dokter anda mengenai pilihan yang dapat digunakan untuk berhenti.

9. Menambah suplemen alami dari makanan, antara lain asam lemak omega 3 (didapat dari ikan), omega 6 (di dapat dari kedelai, jagung), omega 9 (minyak zaitun satu sendok per hari, alpukat dan kacang rebus).

10. Mengkonsumsi fitosterol 2 mg/hari. Fitosterol bisa didapatkan dari kacang-kacangan dan biji-bijian. Agar lebih optimal penyerapannya, bahan pembawa fitosterol harus susu.

Yang tepat HDL / LDL keseimbangan dapat dicapai melalui jenis makanan yang Anda makan. Anda perlu makan lebih banyak makanan alami karena hal ini mendukung fungsi-fungsi tubuh dengan cara yang lebih baik. Selain itu, diet seseorang harus mencakup lebih banyak gandum, sayuran hijau, sayuran dan benda-benda dengan serat larut seperti gandum, buah-buahan, gandum, kacang-kacangan, kacang polong, kacang-kacangan dll Hal ini diyakini bahwa ikan dan makanan yang mengandung asam lemak omega-3 dapat meningkatkan kadar HDL. Anda juga dapat mencoba menggunakan minyak canola, minyak alpukat, minyak zaitun dan selai kacang seperti ini adalah cara yang baik untuk meningkatkan kadar HDL.

Sebuah cara yang sangat baik untuk mengurangi kadar LDL adalah dengan mengganti lemak trans dan lemak jenuh dengan lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh ganda. Anda harus ingat hal dasar bahwa semua makanan yang diproses harus dihindari karena ini mengandung lemak trans. Beberapa makanan yang dapat membantu dalam mengurangi kolesterol LDL adalah bawang, teh hijau, jamur shiitake dan cabai. Cara lain untuk mengurangi LDL adalah dengan menghindari lemak jenuh dengan mengurangi lemak hewan dan produk susu dan mengkonsumsi lemak nabati diproses di tempatnya. Setelah penurunan tingkat LDL, proporsi HDL cenderung meningkat.

Makan diet yang tepat pasti dapat membantu menjaga HDL / kolesterol LDL keseimbangan dalam proporsi yang tepat.

Obat-obatan

Obat hiperkolesterol yang beredar di Indonesia dibagi menjadi lima, antara lain Asam Fibrat, Resin, Penghambat HMGCoa reduktase, Asam nikotinat dan Ezetimibe.

Obat yang termasuk golongan asam fibrat adalah Gemfibrozil, Fenofibrate dan Ciprofibrate. Gemfibrozil sangat efektif dalam menurunkan trigliserid plasma. Gemfibrozil meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase sehingga bersihan partikel kaya trigliserid meningkat. Kadar kolesterol HDL juga meningkat pada pemberian Gemfibrozil.

Fibrate menurunkan produksi LDl dan meningkatkan kadar HDL. LDL ditumpuk di arteri sehingga meningkatkan resiko penyakit jantung, sedangkan HDL memproteksi arteri atas penumpukkan itu.

Obat antihiperlipidemik yang termasuk golongan resin adalah Kolestiramin (Chlolestyramine). Obat antihiperlidemik ini bekerja dengan cara mengikat asam empedu di usus dan meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah.

Penghambat HMGCoa reduktase antara lain Pravastatin, Simvastatin, Rosavastatin, Fluvastatin, Atorvastatin. Golongan ini bekerja dengan cara menghambat pembentukan kolesterol dengan cara menghambat kerja enzim yang ada di jaringan hati yang memproduksi mevalonate, suatu molekul kecil yang digunakan untuk mensintesa kolesterol dan derivat mevalonate. Selain itu meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah.

Asam nikotinat (nicotinic acid) atau Niasin / vitamin B3 yang larut air. Dengan dosis besar asam nikotinat diindikasikan untuk meningkatkan HDL atau kolesterol baik dalam darah. Sedangkan Ezetimibe dapat menurunkan total kolesterol dan LDL juga meningkatkan HDL dengan cara mengurangi penyerapan kolesterol di usus.

Dalam memilih obat yang tepat diantara banyaknya obat untuk menurunkan kolesterol, sebaiknya Anda memeriksakan diri dan berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan membantu Anda menurunkan kolesterol dengan memilih obat yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan Anda.

Reference:

1. http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1033968616,35238, Sugeng Wiyono SKM MKes Dosen Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Jakarta II, Depkes RI, Sumber: Kompas, 7 Oktober 2002

2. http://purwatiwidiastuti.wordpress.com/2009/04/01/meningkatkan-hdl-yuuuk/

3. http://purwatiwidiastuti.wordpress.com/2009/12/31/tips-meningkatkan-hdl/

4. http://www.scumdoctor.com/Indonesian/nutrition/cholesterol/hdl/Foods-That-Balance-Hdl-And-Ldl-Cholesterol.html

5. http://www.medicastore.com/kolesterol/pengobatan_hiperkolesterol.php

2 Balasan ke Kolesterol

  1. Abd. Hakim berkata:

    Thanks a lot for the explanation

  2. Abd. Hakim berkata:

    Thanks for the explanation

Tinggalkan komentar