Ibunda-ku dan PhD-ku


Inna lillaahi wa innaa ilaihi raji’uun…

Allahummaghfirlahaa Warhamhaa Wa’aafihaa Wa’fu’anhaa Waakrim Nuzuulahaa Wawassi’ Madkhoolahaa…

Mohon doanya untuk arwah Ibunda kami Dra. Hj. Cut Rohani Bitai, MPd binti Hi. Teuku Bitai Badai yang telah meninggal hari Selasa, 12 Maret 2019.

Ibunda saya adalah salah satu yang berkontribusi besar di PhD saya.

Ketika saya dapat kesempatan untuk PhD dengan diawali dengan mengerjakan proyek sensei sambil mempersiapkan proposal serta aplikasi untuk menjadi PhD student, saat itu saya tidak mendapatkan beasiswa.

Saya berangkat harus ada modal untuk tiket pesawat dan biaya hidup bulan pertama sebelum gaji proyek masuk.

Ketika itu saya tidak punya lagi simpanan karena seluruh tabungan habis untuk S2 di ITB dengan biaya sendiri dan sudah resign dari Ericsson Indonesia. Saya mengontrak rumah di Bandung bersama istri dan dua anak saya.

Ibu saya yang menyemangati kami sekeluarga untuk mengambil kesempatan ini, dan mengatakan bahwa kalau tidak nekat maka tidak akan sukses.

Ibu saya memberikan ke saya modal 12 juta rupiah untuk beli tiket Air Asia dari Jakarta ke Osaka, lanjut dengan kereta Express dari Osaka ke Komatsu, serta uang makan, apato, listrik, air, selama survival bulan pertama sebelum gajian.

Ibu saya juga mendukung S3 saya dengan membantu membayarkan tuition fee saya beberapa semester ketika kami sedang kesulitan karena saya bersama istri dan tiga anak hanya mengandalkan gaji dari Doctor Fellowship 23 jam per pekan, allowance anak dari pemerintah Jepang, dan sedikit gaji CPNS karena ketika saya di Jepang, saya diterima sebagai CPNS. Untuk kehidupan bulanan, bayar apato, keperluan anak, makan, transportasi, listrik, air, gas, tuition fee, entrance fee, asuransi, pajak, semuanya Alhamdulillah habis bahkan kurang.

Ibu saya juga yang memberikan tiket ke saya untuk pulang pergi serta gaji yang hilang selama sebulan ketika saya melaksanakan prajabatan CPNS.

Ibu saya juga memberikan dana tiket untuk kepulangan kami ke Indonesia setelah lulus.

Selain dana tentu saja doanya yang penuh berkah dah dikabulkan Allah. Bahkan doanya juga dengannya Allah membuat saya tiba-tiba langsung bisa menyelesaikan problem puncak research saya sehingga sensei memberikan lampu hijau untuk saya segera menulis dan publikasi. Doanya kepada Allah dikabulkan sehingga Allah menjadikan kami bisa survive tanpa beasiswa bisa menyelesaikan PhD saya.

Demikian kontribusi ibu diantara kontribusi dari sekian banyak orang disekitar saya sehingga saya mendapatkan gelar PhD saya. Tanpa adanya ibu saya, belum tentu Allah memberikan PhD ke saya.

Semoga ilmu PhD saya menjadi amal jariah ibu saya yang pahalanya mengalir terus ke alam kubur.

Semoga Allah ampuni dosa ibu saya, merahmatinya, memaafkannya, memuliakannya, mensucikan ya menjadi bersedih seperti kain putih bebas dari kotoran, melapangkan kuburnya, menerangkan kuburnya, memberikan teman terbaik dari amal baiknya, dicatat ruhnya di kitab ‘Illiyin, dimudahkan menjawab pertanyaan Munkar dan Nakir, melindunginya dari siksa kubur dan neraka, memudahkan hisabnya, melancarkan penitian jembatan sirath, dan dimasukkan ke surga dari pintu sholat maupun puasa, zakat, dan pintu lainnya.

Semoga kami dipertemukan kembali di surga tanpa terkena siksa neraka dan kubur.

Muhammad Reza Kahar Aziz, ST., MT., PhD.

Pos ini dipublikasikan di Tidak terkategori. Tandai permalink.

2 Balasan ke Ibunda-ku dan PhD-ku

  1. Ping balik: Tulisan Tentang Ketika di Jepang Meliputi Kuliah S3, Kehidupan, dll | Menyambut Akhir Zaman

  2. khususon ila arwahi ibu Dra. Hj. Cut Rohani Bitai, MPd binti Hi. Teuku Bitai Badai Allaahummafirlahaa warhamhaa waafihii wa’fuanha…..sangat menginspirasi kisah mas Reza

Tinggalkan komentar