Banding UKT, Meminta Pemotongan Biaya Kuliah (Tuition Fee) ketika S3 di Jepang


Ketika saya mendengar ada mahasiswa yang banding uang kuliah tunggal (UKT) di kampus tempat saya bertugas. Saya selalu teringat perjuangan saya untuk Banding UKT ketika saya S3 di Jepang.

Kami mahasiswa S3 tanpa beasiswa yang hanya mengandalkan gaji rata-rata bekerja 23 jam per pekan sebagai peneliti paruh waktu di lab sebesar 1600 Yen per jam belum potong pajak, apalagi untuk menghidupi 5 orang dengan satu istri dan tiga anak, maka kami di Jepang tergolong ‘tidak mampu’ atau ‘miskin’. Sehingga kami berhak meminta potongan biaya kuliah (tuition fee) sebanyak 50 persen.

Selain dari gaji rata-rata 23 jam per pekan, kami juga mendapatkan bantuan dari pemerintah jepang untuk tunjangan anak. Dengan tiga anak maka kami mendapatkan sebesar 45ribu Yen per bulan. Walaupun, tetap saja belum mencukupi untuk kehidupan berlima.

Oleh karena itu, dengan melampirkan penghasilan dari gaji, dan tunjangan pemerintah Jepang, kemudian dituliskan detai pengeluaran untuk apato, listrik, gas, transportasi, asuransi, komunikasi, makan, dll, serta memberikan progress kerja dan hasil seperti paper, dll, maka alhamdulillah saya selalu berhasil untuk banding UKT di kampus saya di Jepang setiap semesternya. Jadi total saya banding UKT untuk uang masuk, dan tuition fee dari Semester pertama hingga semester ketujuh (saya kuliah S3 selama 3 tahun 3 bulan). Jadi banding UKT di kampus kami di Jepang ini harus dilakukan tiap semester dengan mengisi form permohonan dengan berbagai lampiran termasuk penghasilan keluarga di negara asal.

Pos ini dipublikasikan di Tidak terkategori. Tandai permalink.

2 Balasan ke Banding UKT, Meminta Pemotongan Biaya Kuliah (Tuition Fee) ketika S3 di Jepang

  1. Ping balik: Kuliah di Jepang dengan atau tanpa Beasiswa atau Scholarship | Menyambut Akhir Zaman

  2. Ping balik: Tulisan Saya Tentang Ketika di Jepang Meliputi Kuliah S3, Kehidupan, dll | Menyambut Akhir Zaman

Tinggalkan komentar