THz untuk Teknologi 6G


https://spectrum.ieee.org/tech-talk/telecom/wireless/at-the-6th-annual-brooklyn-5g-summit-some-eyes-are-on-6g

Tulisan di IEEE Spectrum ini ditulis oleh Michael Koziol, mengenai kemungkinan gelombang dengan frekuensi Terra Hertz (THz) yang akan mendorong 5G menjadi 6G.

6 tahun yang lalu diadakan Brooklyn 5G Summit, berarti sekitar tahun 2013. Host acara ini adalah Nokia dan Ney York University (NYU). Dalam acara ini dibahas segala sesuatu tentang 5G meliputi deployment, lesson learned, dan apa yang akan datang berikutnya. Point yang menarik adalah, bahwa pada acara itu disepakati bahwa tahun ini, tahun 2019, menjadi tahun zero atau tahun nol untuk pengembangan 6G.

Oleh karena itu, pengembangan penelitian pada THz pun dimulai. Para peneliti ada yang percaya bahwa frekuensi ini akan menjadi komponen kunci dalam pengembangan teknologi generasi berikutnya. Dua tokoh yang sempat berdialog mengenai potensi frekuensi ini adalah Gerhard Fettweis seorang profesor dari TU Dresden dan Ted Rappaport pendiri serta direktur dari NYU Wireless.

Rentang frekuensi gelombang Terra Hertz bagi mereka adalah antara 300 GHz hingga 3 THz. Berarti ini dengan panjang gelombang 1 mm hingga 0.1 mm, atau 10 – 100 mikro meter. Sedangkan frekuensi tertinggi yang dipakai oleh 5G adalah mili meter wave yaitu antara 30 GHz hingga 300 GHz, atau dengan panjang gelombang 1 – 10 mm.

Fettweis mengungkapkan bahwa sudah menjadi kebiasaan generasi genap memperbaiki kekurangan dari teknologi generasi pertama. Sebagai contoh 1G memperkenalkan telfon bergerak. 2G mengembangkan 1G dan mengatasi kekurangannya. 2G terkenal dengan sebutan global system for mobile communications (GSM) juga mengembangkan dari analog ke digital serta memperkenalkan internet awal seperti general packet radio services (GPRS) dan enhanced data rate for GSM evolution (EDGE). Begitu juga 4G mengembangkan dan mengatasi masalah pada 3G seperti peningkatan kecepatan data sehingga layanan video menjadi marak dengan vlog, YouTube, WeChat, dll.

Begitu juga dengan 5G yang mulai memperkenalkan aplikasi baru seperti internet of things (IoT), virtual reality (VR), dan Augmented reality (AR), maka 6G akan mengatasi kekurangan pada 5G sebagaimana yang dilakukan 2G serta 4G terhadap teknologi sebelumnya.

Bagaimana cara gelombang THz mengoreksi kekurangan teknologi sebelumnya masih belum banyak diketahui. Bahkan, 5G baru saja dimulai pemasangannya. Jadi, perlu waktu untuk mengetahui kekurangan apa saja yang dihadapi oleh 5G. Akan tetapi, sifat fisik gelombang THz bisa menunjukkan kelebihan apa saja yang bisa menjadi petunjuk perbaikan yang akan dilakukannya.

Gelombang THz tentu saja bisa membawa data dengan jumlah yang lebih banyak walaupun dengan jangkauan yang lebih pendek dibandingkan dengan gelombang milimeter. Fettweis mengungkapkan hasil tes di labnya bahwa dengan gelombang THz, datang yang dikirimkan sebesar 1 Terra bit per detik dengan jangkauan 20 meter. Gelombang THz ini diharapkan dapat menutupi bagian bolong di 5G yang tidak dapat mengirimkan data dengan kecepatan tinggi.

Rappaport yang merupakan salah satu pioneer dalam penelitian gelombang milimeter dan juga meyakinkan tentang kegunaan gelombang milimeter ini untuk 5G berpendapat bahwa gelombang THz akan berguna di masa depan ketika mulai ada ponsel cerdas yang memiliki kemampuan komputasi seperti otak manusia.