My Doctor Research Output (Keluaran Penelitian S3 Saya)


Setelah direnungkan, produk penelitian S3 atau Doktor saya ini sampai sekarang, hingga total hampir 5 tahun, sudah ada 15 buah, yaitu 2 artikel jurnal, 1 draft artikel jurnal, 1 article newsletter, 5 konferensi internasional (2 di antaranya sebagai penulis kedua), 4 submitted paten, 1 domestik conference,  dan 1 technical document.

Saya memulai kuliah S3 di Japan Advanced Institute of Science and Technology (JAIST), Nomi, Ishikawa, Japan, sejak April 2013. Akan tetapi, saya sudah tiba di Jepang sejak 4 Oktober 2012 sebagai researcher (peneliti, dengan hakikat sebagai research student) untuk mengerjakan proyek sensei dengan status visa “Professor”. Jadi bisa dibayangkan “lucunya” pergantian status visa dari Professor menjadi Student. Sebelum berangkat ke Jepang, sekitar bulan Juli 2012, saya sudah mulai belajar bahan research. Dengan lulusnya saya sebagai Doctor of Phylosophy in Information Science (PhD) pada tanggal 24 Juni 2016, maka total research saya bisa dibilang 4 tahun, dengan rincian 3 bulan persiapan sebelum ke Jepang, 3 + 3 bulan persiapan aplikasi program Doktor, dan 3 tahun 3 bulan kuliah Doktor.

Alhamdulillah, selama 6 bulan pertama di Jepang, kehidupan saya dibiayai dari gaji project sensei. Ketika menjadi mahasiswa Doktor, selama 3 tahun saya dibiayai dari gaji oleh universitas JAIST melalui program Graduate Research Progam (GRP) selama 6 bulan yang kemudian berubah namanya sebagai Doctor Research Fellow (DRF) selama 2 tahun 6 bulan. Karena saya sudah digaji dari Fellowship, maka saya tidak boleh lagi digaji dari proyek penelitian sensei walaupun topik riset saya mengerjak proyek sensei. Akan tetapi, saya bisa menggunakan dana dari proyek sensei untuk “jalan-jalan” untuk presentasi konferensi, scientific meeting, project meeting, dan memberikan lecture ke universitas-universitas kolaborasi.

Peraturan Jepang yang membatasi student/mahasiswa digaji maksimal 28 atau 29 jam per minggu. Karena walaupun kerja di luar atau baito, jatah kerja saya sudah hampir habis. Kalau nekat kerja dan digaji lebih dari 28 jam atau 29 jam per minggu, maka bisa dideportasi. Jika ingin menambah penghasilan, maka yang memungkinkan hanyalah scholarship/beasiswa. Karena scholarship merupakan hibah, bukan gaji. Hanya saja, jika mendapatkan scholarship, maka Fellowship dicabut. Akan tetapi, nilai scholarship yang sebesar Fellowship pun selalu gagal didapatkan. Oleh karena itu, saya harus mencukupkan diri dengan gaji Fellowship dan support dari ortu. Waktu yang ada digunakan semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil penelitian yang banyak.

Dibimbing oleh IEEE Fellow sensei yang menjadi Professor di JAIST, Jepang sekaligus di Oulu University, Finland, serta Asisten Professor yang sekarang sudah menjadi IEEE Senior Member, membuat banyak belajar bagaimana melakukan penelitian dengan kualitas tinggi. Dulu saya masih kerja di vendor Telco dari Swedia, kagum dengan para Doktor di Resarch and Development (RND) yang telah banyak melakukan penemuan meningkatkan kualitas produk, dan memiliki berbagai paten. Setelah gabung dengan Lab Information Theory and Signal Processing ini, ternyata bukanlah paten yang mereka kejar. Akan tetapi, yang mereka kejar adalah, diakuinya mereka sebagai ilmuan, penemu, yang dipajang fotonya di buku-buku maupun materi ilmiah lainnya, di mana foto dan namanya disejajarkan dengan penemu-penemu dunia lainnya sejak dulu dalam jalur time line yang sama. Dengan niat seperti itu, maka ratusan publikasi, dan juga banyaknya paten tinggal mengikuti saja dan bukan menjadi tujuan utama.

Selama 4 tahun research, bisa dibilang 3 tahun pertama dikejar dengan hasil research, sampai mencoba menurunkan berbagai teknik untuk mendapatkan novelty yang maksimal. Sehingga barulah lampu hijau secara resmi dikeluarkan oleh sensei untuk mulai menulis. Jadi bisa dibilang, baru serius menulis adalah di tahun terakhir kuliah Doktor, sehingga lumayan pontang-panting. Di awal tahun 2013 saya menghasilkan satu paper technical document yang dipresentasikan di COST IC1004, kemudian paper ini terpilih untuk diringkas menjadi setengah halaman untuk menjadi artikel di newsletter COST IC1004. Baru ini saja produknya, sehingga praktis saya produktif menghasilkan publikasi tahun 2015, diawali dengan domestik IECE general conference Maret 2015, Asia Modelling Symposium (AMS) September 2015 dengan best paper award, conditional acceptance di EURASIP Journal on Wireless Communication and Networking (JWCN) Nov 2015, accepted di International Journal of Simulation Systems, Science & Technology Maret 2016, penulis kedua di CSPA Maret 2016 (penulis pertama adalah mahasiswa S2 dari Indonesia sebagai penerus research saya dan mendapatkan best presenter award), rejected IEEE Trans Wireless Comm, dan European Wireless May 2016, serta 3 submitted paten. Jadi total produk saya sampai lulus ada 12 buah. Kedua jurnal baru yang accepted baru publish setelah lulus. Satu draft rejected masih direvisi sampai saat ini Maret 2017. Sebuah Internasional Conference TSSA 2016 dipresentasikan oleh penerus research saya mahasiswa S2 di JAIST, Sebuah submitted paper Internasional Conference, dan satu submitted paten oleh penerus saya, akan tetapi nama saya masih dimasukkan sebagai inventor.

 

 

Pos ini dipublikasikan di Tidak terkategori. Tandai permalink.

Satu Balasan ke My Doctor Research Output (Keluaran Penelitian S3 Saya)

  1. Ping balik: Tulisan Tentang Ketika di Jepang Meliputi Kuliah S3, Kehidupan, dll | Menyambut Akhir Zaman

Tinggalkan komentar