Kisah di balik paper joint RSS-DOA FG di TSSA 2018


Alhamdulillah ketika tulisan ini dibuat hari Rabu, 9 Mei 2018, kemarin hari selasa, 8 Mei 2018 saya baru tahu dapat sitasi ke 36 di google scholar saya. Tapi h-index saya masih tetap 4.

Rupanya paper saya mengenai joint RSS-DSOA FG yang dipresentasikan oleh penulis kedua di Bali, TSSA 2018, mendapatkan sitasi pertamanya oleh sebuah tesis Master di Utah, Amerika. https://digitalcommons.usu.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=8146&context=etd

Sebenarnya paper ini sudah mulai dibuat sejak tahun 2013. Berawal dari penurunan rumus DOA FG dengan memodifikasi dari dua paper referensi yang masih ada kesalahan. Jadi kita perbaiki dengan menurunkan pendekatan linear untuk fungsi tangen menggunakan orde pertama dari deret Taylor.

Rumus ini dengan dikombinasikan dengan teknik TOA dan RSS FG yang sudah ada, kami presentasikan di pertemuan ilmiah (scientific meeting) COST IC1004 di Malaga, Spanyol.

Alhamdulillah dari 80-an dokumen teknis, tulisan kami menjadi salah satu yang terpilih untuk ditampilkan dalam bentuk rangkuman setengah halaman A4 dengan mencopot TOA. Alasannya TOA tidak bisa diukur dari pemancar yang tidak diketahui asal-usulnya maupun yang ilegal. Oleh karena itu di rangkuman ini, kami hanya menggunakan gabungan DOA dan RSS saja untuk ditampilkan di Newsletter COST IC1004 Maret 2013.

Setelah itu kami mulai membuat tulisan ini dalam rangka dipublikasikan dalam konferensi. Kami tambahkan sebuah weighting agar gambungan informasi dari DOA dan RSS bisa saling membantu dengan baik.

Kemudian kami mendapatkan tantangan dari partner proyek Gollera kami yaitu Tokyo Institute of Technology (Titech atau Tokodai). Mereka mengirimkan DVD berisi data-data Raytracing untuk verikasi teknik yang kami kembangakan. Data Raytracing ini kami gunakan untuk RSS saja.

Kami juga bersama Koden mematenkan teknik geolokasi gabungan RSS dan DOA FG ini, diserahkan pada tahun 2013, menjadi aplikasi dan publikasi taun 2015, sehingga akhirnya menjadi grant paten pada tahun 2018.

Dikarenakan pihak partner masih melakukan pekerjaan dalam pengukuran parameter DOA menggunakan tiga elemen antenna larik (array). Kami pun meninggalkan dulu paper ini walaupun sudah hampir selesai dan juga diskusi terhadap weighting factor. Kami pindah untuk menurunkan teknik baru dengan menggunakan TDOA. Karena TDOA ini bisa didapatkan dari pemancar gelomang radio ilegal.

Setelah TDOA selesai kami turunkan dan menyerahkan dokumen untuk proses paten. Kami mulai kembali lagi ke paper gabungan RSS-DOA FG. Disebabkan novelty lebih banyak di DOA FG, kami fokus menulis paper baru tentang DOA FG saja, yang kemudian ditolak oleh ICC 2015 dan IEICE, sehingga kemudian manuskrip diserahkan ke EURASIP JWCN Springer pada April 2015. Akhir 2015 baru dapat kabar bahwa paper conditional accepted, kemudian direvisi, dan masih conditional accepted. Setelah direvisi lagi kedua kalinya, baru diterima dan diterbitkan pada Agustus 2016.

Setelah itu September 2016 mau ada ICoSITeR2016, rencananya paper nganggur gabungan RSS-DO FG ini mau saya masukkan konferensi internasional di Lampung. Akan tetapi, setelah diskusi dengan sensei, sensei meminta saya untuk memasukkan ke konferensi yang terindex IEEE Xplore (otomatis juga terindex Scopus) karena paper ini termasuk pertama yang menggunakan Raytracing untuk FG-based geolocation. Akhirnya kami pilih TSSA 2016 di Bali dengan biaya registrasi dari sensei, dan yang presentasi adalah penulis kedua didampingi penulis ketiga.

Begitulah ceritanya dari paper kami ini.